Optimalisasi PLUT KUMKM Sebagai Agregator
Pengembangan Kewirausahaan Nasional
Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia tidak terlepas dari peran penting Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (KUMKM) serta kewirausahaan. Dalam upaya memperkuat ekosistem KUMKM dan kewirausahaan nasional, Bappenas telah memetakan 28 kementerian dan lembaga pemerintah yang memiliki program, kegiatan, serta anggaran terkait dengan KUMKM dan kewirausahaan. Dukungan ini semakin dikuatkan dengan diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional, yang menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan stakeholders dalam pengembangan kewirausahaan dan KUMKM.
Selama ini, UMKM di Indonesia umumnya berkutat pada tiga sub sektor utama, yaitu kuliner, fesyen, dan kriya. Kebanyakan UMKM masih beroperasi secara mandiri dan belum terhubung dengan industri atau rantai pasok (supply chain). Dampaknya, UMKM sering mengalami kesulitan dalam mengakses teknologi, permodalan, dan pasar yang lebih luas. Hal ini menjadi tantangan panjang yang harus diatasi untuk meningkatkan daya saing UMKM di kancah nasional maupun internasional.
Bank Indonesia mencatat, sejumlah tantangan dihadapi UMKM di Indonesia. Pertama mempertahankan UMKM dalam ekosistem digital yang dianggap sebagai katalisator untuk inklusi keuangan masih menjadi tantangan, terutama di era new normal pasca pandemi. Kedua, meningkatkan kapasitas, kualitas, dan produktivitas UMKM agar dapat berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian dan perdagangan global. Ketiga, memperluas akses keuangan bagi UMKM, mengingat hanya 25 persen UKM Indonesia yang saat ini memiliki akses keuangan. Keempat, meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan UKM Indonesia agar menerapkan proses produksi yang ramah lingkungan untuk menghadapi ancaman global.
Pusat Layanan Usaha Terpadu KUMKM (PLUT KUMKM) memiliki peran strategis dalam penguatan KUMKM seklaigus sebagai agregator dalam pengembangan kewirausahaan nasional. Sebagai hub kolaborasi multisektor dan multistakeholders, PLUT KUMKM dapat menyatukan berbagai program dan inisiatif yang tersebar di berbagai kementerian dan lembaga, serta mengoordinasikan upaya-upaya tersebut untuk mencapai tujuan bersama.
Saat ini, terdapat sebanyak 100 PLUT KUMKM di seluruh Indonesia. Hal ini meliputi 74 PLUT KUMKM yang dibangun sejak tahun 2013 hingga 2019, 13 PLUT KUMKM baru pada tahun 2022, dan 13 PLUT KUMKM baru pada tahun 2023. Dari jumlah tersebut, 25 PLUT KUMKM telah berstatus Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dan 4 PLUT KUMKM lainnya sedang dalam tahap proses UPTD.
PLUT KUMKM berperan dalam memperkuat ekosistem pengembangan KUMKM dan kewirausahaan nasional dengan menyediakan berbagai layanan dan pendampingan yang dibutuhkan oleh para pelaku KUMKM dan wirausahawan. Dengan fasilitas seperti pelatihan, konsultasi, dan akses permodalan, PLUT KUMKM membantu meningkatkan kapasitas dan daya saing KUMKM. Selain itu, PLUT KUMKM juga mengidentifikasi kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh KUMKM serta mengembangkan solusi inovatif untuk mengatasi masalah tersebut, sehingga ekosistem pengembangan KUMKM menjadi lebih kuat dan berkelanjutan.
PLUT KUMKM juga berfungsi sebagai hub kolaborasi multisektor dan multistakeholders, menghubungkan berbagai stakeholders, termasuk pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat. Melalui kolaborasi yang efektif, berbagai program dan inisiatif dapat diintegrasikan untuk mencapai hasil yang lebih optimal. Dalam peran ini, PLUT KUMKM mendorong sinergi antara berbagai program pemerintah yang ada, sehingga tidak terjadi tumpang tindih atau duplikasi program, yang pada akhirnya meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran dan sumber daya yang ada.
Model agregator PLUT KUMKM

Dalam rangka optimalisasi PLUT KUMKM sebagai agregator kewirausahaan, PLUT KUMKM harus berperan sebagai ekosistem hub melalui inkubasi bisnis yang memfasilitasi wirausaha baru dilakukan dengan menyediakan kurikulum terintegrasi dan coworking space. Kehadiran konsultan yang mumpuni dalam memfasilitasi wirausaha dan KUMKM melalui optimalisasi pelayanan sangat penting untuk meningkatkan kualitas dan daya saing para pelaku usaha.
PLUT KUMKM berfungsi sebagai lembaga pendamping dan keperantaraan yang memfasilitasi kolaborasi Hexa-Helix Stakeholder, yaitu komunitas, pemerintahan, industri dan bisnis, akademisi, media, hingga agregator keuangan. Dengan memanfaatkan jaringan dan sinergi antar berbagai pemangku kepentingan ini, PLUT KUMKM dapat menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan KUMKM secara berkelanjutan, serta membantu menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
PLUT KUMKM memiliki peran penting dalam membantu UMKM menjadi pusat keunggulan dan hub ekonomi di seluruh daerah. Melalui layanan dan fungsi yang komprehensif, PLUT KUMKM dapat membantu UMKM dalam berbagai aspek.
Pertama, peningkatan kapasitas dan kompetensi pengelola PLUT KUMKM dilakukan melalui pelatihan dan pengembangan kapasitas, sehingga kualitas layanan yang diberikan dapat ditingkatkan. Pengelola yang kompeten dan profesional akan mampu memberikan layanan yang lebih baik kepada para pelaku KUMKM. Kedua, peningkatan kolaborasi dan sinergi program dicapai melalui kerjasama yang erat dengan berbagai kementerian dan lembaga, memastikan program-program yang ada saling mendukung dan melengkapi, yang pada akhirnya meningkatkan efektivitas dan efisiensi program pengembangan KUMKM.
Ketiga, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan PLUT KUMKM memberikan layanan yang lebih cepat, efisien, dan terjangkau, melalui platform digital untuk pelatihan online, konsultasi, serta akses informasi dan permodalan bagi pelaku KUMKM. Keempat, penguatan monitoring dan evaluasi diperlukan untuk memastikan program berjalan dengan baik, sehingga setiap program dapat dievaluasi efektivitasnya dan dilakukan perbaikan jika diperlukan.
Dengan peran strategis ini, PLUT KUMKM mendukung target pemerintah Indonesia untuk mencapai pendapatan per kapita sebesar 30.000 USD pada tahun 2045, membantu menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Saat ini, 97 persen lapangan pekerjaan di Indonesia berasal dari sektor UMKM, menunjukkan betapa pentingnya sektor ini bagi perekonomian nasional.
Optimalisasi peran PLUT KUMKM sebagai agregator pengembangan kewirausahaan nasional merupakan langkah strategis dalam mencapai target rasio kewirausahaan di Indonesia. Dengan memperkuat ekosistem pengembangan KUMKM dan menjadi hub kolaborasi multisektor, PLUT KUMKM dapat memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Melalui strategi yang tepat, peran ini dapat dioptimalkan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi para pelaku KUMKM dan masyarakat luas.(Bahrul ulum Ilham-Konsultan PLUT Sulsel)