Workshop Mitra MBG di Maros: Kontrak Sederhana Jadi Benteng UMKM
Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (KemenUMKM) RI melalui Deputi Kewirausahaan serta Deputi Inkubasi dan Digitalisasi berkolaborasi dengan Dinas Koperasi UKM, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopurindag) Kabupaten Maros menyelenggarakan Workshop Penguatan Kapasitas Mitra Program Makan Bergizi Gratis (MBG), Selasa (26/8/2025).
Kegiatan yang berlangsung di Gedung Baruga Kantor Bupati Maros ini menghadirkan 30 peserta dari kalangan mitra dan calon mitra MBG, dengan tujuan membekali mereka pengetahuan praktis dalam pengelolaan usaha sekaligus memastikan standar mutu dan keberlanjutan program.
Acara dibuka oleh Kepala Diskopurindag Maros, Syam Shopyan, dan dihadiri berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kabid UKM Hilmi Harasudi, Konsultan PLUT Sulsel Bahrul Ulum Ilham, Ph.D, serta perwakilan PT Royal AERO Angkasa. Dalam sambutannya, Hilmi menekankan bahwa penguatan kapasitas usaha harus berjalan seiring dengan peningkatan kualitas produk agar program MBG dapat memberikan manfaat optimal bagi masyarakat.
“Melalui workshop ini, kami ingin memperkuat kapasitas para mitra agar program Makan Bergizi Gratis berjalan optimal di Maros, baik dari sisi kualitas maupun keberlanjutan usaha,” ujarnya.
Selain membahas standar gizi, higienitas, dan manajemen produksi, sesi workshop juga menyoroti pentingnya pemahaman kontrak sederhana bagi UMKM. Materi yang disampaikan konsultan PLUT menekankan bahwa kontrak bukan hanya dokumen formalitas, tetapi benteng perlindungan usaha mikro. Dengan kontrak, UMKM mendapatkan kepastian hukum, kejelasan hak dan kewajiban, serta perlindungan dari risiko sengketa atau kerugian.
Ditekankan pula, kontrak sederhana tidak harus rumit—cukup memuat identitas pihak, ruang lingkup kerja sama, hak dan kewajiban, nilai kontrak, jangka waktu, serta mekanisme penyelesaian sengketa. Kasus-kasus yang kerap merugikan UMKM, seperti pembayaran yang tertunda atau pesanan tidak sesuai kesepakatan, dapat diminimalisir dengan adanya kontrak tertulis yang sah.
Saat ini, program MBG di Kabupaten Maros telah mampu memproduksi 8.000 paket makanan bergizi per hari melalui enam Sentra Produksi Pangan Gizi (SPPG) yang beroperasi. Pemerintah menargetkan jumlah tersebut akan meningkat menjadi 24 SPPG pada akhir 2025, sehingga kapasitas dan kualitas mitra perlu diperkuat sejak dini.
Dengan adanya workshop ini, pemerintah berharap terbangun sinergi yang solid antara pemerintah, UMKM, dan mitra produksi, sekaligus menumbuhkan budaya bisnis profesional berbasis kontrak yang sehat, transparan, dan berkeadilan.