UMKM Outlook 2025
Jelang tahun 2025 menjadi momentum melakukan proyeksi atau “outlook” ekonomi, memberikan gambaran masa depan ekonomi sekaligus pedoman bagi pelaku usaha, khususnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Sorotan pada sektor UMKM tidak lepas dari peran strategis usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang berkontribusi besar dalam perekonomian global, nasional dan lokal.
Data Bank Dunia menyebutkan jumlah UMKM mencapai 95% dari total pelaku usaha global, menyumbang 35% PDB dunia, dan menyerap 50% tenaga kerja. Di Indonesia sektor UMKM telah menjadi pilar utama ekonomi dengan jumlah mencapai sekitar 66 juta unit pada tahun 2023, memberikan kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, yaitu sebesar 61% atau sekitar Rp 9.580 triliun. Selain itu, sektor ini juga menyerap sekitar 117 juta tenaga kerja, yang setara dengan 97% dari total tenaga kerja nasional.
Menyongsong tahun 2025, sejumlah harapan dan optimisme penguatan UMKM yang lebih tangguh dan berdaya saing. Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menunjukkan komitmen kuat dalam mempercepat pertumbuhan sektor UMKM, sebagaimana dalam poin ketiga Asta Cita, yaitu meningkatkan penciptaan lapangan kerja berkualitas, mendorong semangat kewirausahaan, memajukan sektor industri kreatif, dan terus mengembangkan infrastruktur. Demikian juga kebijakan penghapusan utang macet bagi UMKM melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 tahun 2024 patut diapresiasi.
Pembentukan kementerian khusus UMKM diharapkan dapat meningkatkan fokus dan alokasi sumber daya bagi sektor UMKM. Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, merencanakan 9 (Sembilan) langkah strategis pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah pada tahun 2025. Program strategis ini meliputi penyediaan layanan terpadu melalui program SAPA UMKM, pemberian 10.000 Kartu Usaha Afirmatif untuk masyarakat rentan dan 15.200 Kartu Usaha Produktif , transformasi usaha mikro melalui pendampingan NIB dan sertifikasi lainnya, re-design PLUT-KUMKM dan pengembangan rumah kemasan, penguatan UMKM dalam rantai pasok melalui Program makan bergizi gratis (MBG), perluasan akses pasar, kemudahan pembiayaan dan investasi, pengembangan sistem pendataan UMKM yang terintegrasi, serta inkubasi dan pendampingan usaha untuk mendorong pengembangan kapasitas UMKM.
Tantangan dan Peluang 2025
Memasuki tahun 2025 ekonomi global diproyeksikan mengalami dinamika kompleks ditandai pemulihan penuh pasca pandemi, ketidakpastian geopolitik, dan perubahan teknologi. Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan berada di kisaran 2,5–3,5%, didukung oleh adopsi teknologi seperti AI, fintech, dan energi terbarukan. Beberapa isu penting menyangkut sustainability seperti ekonomi hijau dan transisi menuju energi bersih. Disisi lain, tantangan inflasi, kebutuhan reskilling tenaga kerja akibat otomatisasi, dan ancaman perubahan iklim menjadi perhatian utama.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan stabil dengan Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh sebesar 5,1% pada tahun 2024 dan meningkat menjadi 5,2% pada tahun 2025. Namun, sektor UMKM dihadapkan pada sejumlah tantangan signifikan, termasuk kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% tahun 2025 akan memberikan dampak signifikan terhadap keberlangsungan UMKM. Kenaikan tarif PPN menjadi tantangan berat bagi pelaku UMKM di tengah persaingan bisnis dan ketidakpastian ekonomi global.
Kebijakan ini berpotensi meningkatkan biaya produksi sekaligus melemahkan daya saing produk lokal, terutama bagi pelaku usaha di sektor UMKM. Tantangan lain yang tak kalah penting adalah penurunan daya beli kelas menengah, yang selama ini menyumbang 60% dari total konsumsi domestik, dapat berdampak besar pada pendapatan UMKM.
Di tengah tantangan, terdapat peluang besar bagi UMKM untuk berinovasi dan memanfaatkan teknologi digital. Perkembangan teknologi komunikasi membuka jalan bagi UMKM untuk meningkatkan efisiensi, memperluas pasar, dan menjangkau pelanggan baru melalui platform digital. Transformasi digital menjadi langkah strategis untuk menghubungkan UMKM ke dalam ekosistem global, meningkatkan daya saing, dan menciptakan peluang pertumbuhan baru. Inovasi menjadi kunci keberhasilan UMKM di tahun 2025. Dengan terus melakukan inovasi, UMKM dapat mendesain organisasinya agar lebih fleksibel dan responsif terhadap perubahan pasar.
Kolaborasi Hexahelix
Tahun 2025 menjadi periode yang penting bagi ekonomi Indonesia, di mana UMKM memegang peran sentral dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Dukungan dan kolaborasi multi pihak menjadi kunci dalam mengatasi tantangan sekaligus memanfaatkan peluang yang ada. Kunci utama penguatan UMKM sebagai ekonomi kerakyatan adalah adanya sinergitas dan komitmen yang kuat antar pemangku kepentingan melalui hexahelix collaborator.
Hexahelix stakeholders concept hadir untuk merangkum semua peran penting dari para pemangku kepentingan dalam berkontribusi untuk bersama-sama bersinergi mencapai tujuan tertentu, khususnya dalam mendukung UMKM Naik Kelas dan pengembangan ekonomi kreatif. Enam elemen hexahelix ini mencakup akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, media, dan lembaga keuangan atau agregator. Dalam konteks ini, akademisi pada model pentahelix berperan sebagai konseptor, sektor swasta berperan sebagai enabler, komunitas berperan sebagai akselerator, pemerintah berperan sebagai regulator sekaligus kontroler, media berperan sebagai expender. Hadirnya aggregator serta lembaga keuangan mengkonsolidasikan UMKM berdaya saing global.
Penguatan UMKM tidak bisa dilepaskan dari peran hexahelix dalam mewujudkan ekosistem pendampingan UMKM yang berkelanjutan, memfasilitasi UMKM mengakses sumber daya produktif seperti permodalan, digitalisasi, produksi, penguatan kapasitas dan kelembagaan, dll. Karena itu perlu upaya semua pihak menginisiasi dan mewujudkan sinergi hexahelix pada berbagai tingkatan di level daerah, propinsi, nasional, dalam dan luar negeri. Tujuan utamanya adalah untuk mendorong pertumbuhan UMKM, menciptakan peluang kerja, meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat, serta mendorong inovasi.
Dukungan komprehensif elemen hexahelix menjadi kunci dalam mengatasi tantangan sekaligus memanfaatkan peluang yang ada. Dengan strategi yang tepat, kolaborasi hexahelix yang kuat, dan komitmen pada inovasi, UMKM dapat terus menjadi motor penggerak utama bagi perekonomian nasional. Mari menyongsong tahun 2025 dengan optimisme dan semangat kolaborasi untuk menciptakan ekosistem UMKM yang lebih tangguh dan berdaya saing.