Petisi Tolak Kenaikan PPN 12% Capai 198 Ribu Dukungan, Target 200 Ribu
Petisi yang menolak kebijakan Presiden Prabowo Subianto untuk menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen telah mengumpulkan 198.756 ribu tanda tangan. Petisi yang berjudul “Pemerintah, Segera Batalkan Kenaikan PPN!” ini telah tersedia di situs Change.org sejak 19 November 2024. Tercata hingga Minggu pagi (29/12) pukul 09.00 WIB, sebanyak 198.756 orang telah mendukung petisi ini. Penggagas petisi menargetkan total 200 ribu tanda tangan.
Inisiator petisi, Bareng Warga, menyatakan kenaikan PPN akan memperdalam kesulitan masyarakat. Sebab, kebijakan tersebut diberlakukan di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang terpuruk. Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran terbuka masih di kisaran 4,91 juta orang. Kemudian dari 144,64 juta orang yang bekerja, sebagian besar atau 57,94 persen bekerja di sektor informal. Jumlahnya mencapai 83,83 juta orang.
Kata inisiator petisi, pendapatan atau upah masyarakat juga masih terdapat masalah. Data BPS per bulan Agustus, sejak tahun 2020 rata-rata upah pekerja semakin mepet dengan rata-rata Upah Minimum Provinsi (UMP). Trennya sempat naik di tahun 2022, namun kembali menurun di tahun 2023. Tahun ini selisihnya hanya 154 ribu rupiah.
”Naiknya PPN yang juga akan membuat harga barang ikut naik sangat mempengaruhi daya beli. Kita tentu sudah pasti ingat, sejak bulan Mei 2024 daya beli masyarakat terus merosot. Kalau PPN terus dipaksakan naik, niscaya daya beli bukan lagi merosot, melainkan terjun bebas,” ucap inisiator.
Biaya hidup sehari-hari dan harga kebutuhan pokok Utama yang dasar pasti akan mengalami imbas kenaikan Harga PPN dan akan ikut naik juga(efek domino).Sehingga tolong Batalkan rencana kenaikan PPN 12%, komentar salah satu penandatangan petisi. “Rakyat buat disejahterakan, bukan buat diperas habis-habisan hanya untuk kepentingan segelintir orang! Jangan mewujudkan janji kampanyemu dengan menaikkan pajak Pak Presiden! Jangan kasih anak Indonesia makan gratis klo modalnya dari hasil mencekik orangtuanya dengan pajak yang tinggi!!!, komentar warganet lainnya.