|

Ramadhan: Momentum Bangkitnya UMKM dan Ekonomi Rakyat

Ramadhan bukan hanya bulan ibadah, tetapi juga bulan yang menggairahkan ekonomi rakyat. Di berbagai kota dan pelosok desa, pasar-pasar Ramadhan bermunculan. Takjil, makanan khas, busana muslim, hingga pernak-pernik lebaran diburu masyarakat. Aktivitas ekonomi meningkat tajam, terutama di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Bahkan, Bank Indonesia mencatat perputaran uang tunai selama Ramadhan 2025 mencapai Rp160,3 triliun, atau 81,1 persen dari proyeksi awal. Pertumbuhan Uang yang Diedarkan (UYD) pun mencapai 8,63%. Jawa mendominasi perputaran uang (63%), disusul Sumatera (19,5%), Sulampua (7%), Kalimantan (6,4%), dan Bali-NTT (4,1%).

Angka-angka ini bukan hanya statistik—mereka mencerminkan realitas: UMKM adalah motor ekonomi saat momentum besar seperti Ramadhan. Produk mereka terserap pasar, lapangan kerja tumbuh, dan masyarakat kecil ikut merasakan perputaran uang.

Namun, semangat ini kerap tak diiringi dengan perlindungan dan fasilitasi yang memadai. Banyak pelaku UMKM masih menghadapi tantangan: dari pungutan liar, keterbatasan tempat jualan, hingga perlakuan hukum yang tidak proporsional.

Perlu diingat, sejak 2021, telah diteken MoU antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Polri yang mengatur bahwa pelanggaran UMKM, khususnya administratif, harus diselesaikan melalui pembinaan, bukan pemidanaan. Sayangnya, semangat perlindungan ini belum sepenuhnya sampai ke tingkat pelaksana di daerah.

Ramadhan harusnya menjadi momentum reflektif bagi pemerintah daerah dan pusat: bahwa ekonomi rakyat ini nyata, menggeliat, dan perlu didukung. Bukan hanya dengan memberi ruang berjualan, tapi juga dengan kebijakan yang pro-pelaku usaha kecil, edukasi standar produk, dan konektivitas pasar digital.

UMKM tidak butuh belas kasihan. Mereka butuh keberpihakan dan keberanian negara untuk memberi perlindungan yang setara. Ramadhan telah membuktikan bahwa ekonomi kita bisa tumbuh dari bawah, dari gerobak di pinggir jalan, dari tangan-tangan ibu rumah tangga, dari kreativitas pelaku usaha kecil.

Yang dibutuhkan sekarang adalah komitmen kita bersama untuk menjaga momentum ini, agar ekonomi rakyat tak hanya hidup di bulan Ramadhan, tapi terus tumbuh sepanjang tahun.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *