|

Kementerian UMKM Rencanakan Holding untuk Perkuat Kolaborasi dengan Industri Besar

Dalam upaya memperkuat ekosistem rantai pasok antara Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan industri besar, Kementerian UMKM berencana membentuk holding UMKM. Langkah strategis ini diharapkan dapat meningkatkan kolaborasi antara pelaku usaha kecil dan industri besar untuk menciptakan ekosistem bisnis yang lebih terintegrasi.

Staf Ahli Kementerian UMKM, Muhammad Riza Damanik, mengungkapkan bahwa sektor pangan menjadi prioritas dalam pembentukan holding ini. Sektor ini dipilih untuk mendukung program makan bergizi gratis yang tengah digalakkan pemerintah. “Untuk pangan, sudah ada pembahasan mendalam. Ini menjadi cluster penting karena terkait langsung dengan program makan bergizi gratis,” ujar Riza saat ditemui di Gedung DPP Partai Golkar pada Selasa, 31 Desember 2024.

Namun, jumlah holding UMKM yang akan bergerak di bidang pangan masih dalam tahap pembahasan antara Kementerian UMKM dan pihak terkait lainnya. Menurut Riza, fokus utama saat ini adalah menentukan apakah cluster pangan darat dan pangan laut akan dipisahkan atau digabungkan dalam satu payung tematik. “Koordinasi dengan berbagai lembaga perlu dilakukan lebih lanjut, dan kami berharap inisiasi ini bisa dimulai pada 2025,” tambahnya.

Belajar dari Negara Lain

Sebelumnya, terpisah Menteri UMKM, Maman Abdurrahman menegaskan pentingnya pembentukan holding UMKM ini. Dalam wawancara di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian pada Senin, 16 Desember 2024, ia menyebutkan bahwa langkah ini terinspirasi dari model serupa yang telah diterapkan di negara-negara seperti China, India, Jepang, dan Korea Selatan. “Kami ingin menciptakan ekosistem UMKM yang terhubung erat dengan industri besar, khususnya dalam konteks rantai pasok. Salah satu caranya adalah melalui pembentukan holding UMKM,” ujar Maman.

Holding UMKM tersebut rencananya akan mencakup sekitar 3.000 hingga 4.000 UMKM yang dikonsolidasikan dalam satu ekosistem besar. Untuk merealisasikan ini, Kementerian UMKM akan melibatkan berbagai pihak, termasuk Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan organisasi lainnya, guna memastikan holding ini mampu menciptakan dampak yang signifikan.

Pembiayaan dari Pemerintah dan Swasta

Mengenai sumber pembiayaan, Maman menjelaskan bahwa holding ini akan memanfaatkan skema pembiayaan dari Badan Layanan Umum (BLU) pemerintah maupun dari pihak swasta. Dengan pendekatan Business to Business (B2B) yang transparan, diharapkan semua pihak dapat berkontribusi untuk menciptakan super ekosistem yang solid.

“Dengan adanya holding ini, UMKM dapat lebih terhubung dengan industri besar, sehingga rantai pasoknya semakin kuat dan menguntungkan semua pihak yang terlibat,” pungkas Maman.

Langkah ini menjadi harapan baru bagi pelaku UMKM di Indonesia, yang kini memiliki peluang lebih besar untuk berkembang di tengah persaingan global. Apabila terealisasi, holding UMKM ini diyakini mampu menjadi motor penggerak ekonomi nasional.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *