|

Istiqlal Jadi Model Masjid Hijau, Menag: UMKM Bisa Terapkan Teknologi Ramah Lingkungan

Menteri Agama Nasaruddin Umar menekankan pentingnya pengembangan teknologi ramah lingkungan dan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. Hal ini disampaikannya dalam pertemuan dengan Kepala Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Indonesia, Gita Sabharwal, di kantor Kementerian Agama, (30/1) di Jakarta Pusat.

Menag Nasaruddin mencontohkan penerapan teknologi hijau di Masjid Istiqlal yang dinobatkan sebagai green mosque oleh World Bank. “Tahun lalu, Istiqlal mendapat pengakuan internasional sebagai masjid hijau. Kami memiliki berbagai inovasi untuk pembangunan berkelanjutan dan efisien,” ujar Menag.

Inovasi ini, lanjutnya, dapat diterapkan di sektor UMKM untuk mengurangi emisi karbon dan menciptakan energi terbarukan. “Di Istiqlal, bahkan dari toilet pun kita bisa menghasilkan energi. Sebanyak 38% kebutuhan listrik masjid dipenuhi secara mandiri,” tambahnya.

Kepala Perwakilan PBB di Indonesia, Gita Sabharwal, mengapresiasi konsep tersebut. “Kami tidak pernah melihat institusi agama seperti masjid sebagai bagian dari gerakan lingkungan. Ini sangat menarik untuk dikembangkan lebih lanjut,” ujarnya.

Model masjid hijau juga diterapkan di Masjid Jami’ Al Ilham Pati yang memanfaatkan air hujan untuk pengairan sawah, serta Masjid Nasional Al Akbar Surabaya yang memasang panel surya dengan kapasitas produksi 40 kWh per hari. Inovasi ini membuktikan bahwa tempat ibadah bisa menjadi bagian dari solusi lingkungan.

Peneliti BRIN, Kustini, mengungkapkan bahwa langkah-langkah ini selaras dengan SK Dirjen Bimas Islam Nomor 463 Tahun 2024 tentang pedoman Masjid Ramah yang mencakup lima aspek utama: ramah anak dan perempuan, difabel dan lansia, lingkungan, keragaman, serta musafir dan dhuafa.

Dengan jumlah masjid di Indonesia mencapai 660.290, penerapan teknologi hijau di rumah ibadah dapat menjadi katalis bagi UMKM dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan. “Potensi ini sangat besar untuk menjadikan masjid sebagai pusat inovasi dan perubahan,” tandas Kustini.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *