Harbuknas 2022 : Literasi Indonesia Peringkat Ke-62 Dari 70 negara
Tanggal 17 Mei setiap tahun masyarakat Indonesia memperingati Hari Buku Nasional atau harbuknas. Tanggal 17 Mei dipilih karena bertepatan dengan momen berdirinya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, yaitu pada 17 Mei 1980. Harbuknas diperingati sejak tahun 2002, atau dua dekade sejak dicetuskan Bapak Malik Fadjar, Menteri Pendidikan era Kabinet Gotong Royong.
Hari nasional tersebut ditetapkan sebagai momen untuk memperingati pentingnya budaya membaca. Rendahnya budaya membaca buku di Indonesia sudah menjadi masalah yang melanda sejak dulu. Kondisi ini berkaitan dengan angka melek huruf yang rendah di dalam negeri.
Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara, atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.
Programme for International Student Assessment (PISA) diinisiasi oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). PISA adalah studi untuk mengevaluasi sistem pendidikan yang diikuti oleh lebih dari 70 negara di seluruh dunia. Setiap 3 tahun, murid-murid berusia 15 tahun dari sekolah-sekolah yang dipilih secara acak, menempuh tes dalam mata pelajaran utama yaitu membaca, matematika dan sains.
Sementara UNESCO menyebutkan minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001persen. Artinya dari 1.000 orang Indonesia hanya 1 orang yang gemar membaca. Hasil riset berbeda bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca
Data di atas menunjukkan persoalan literasi masih menjadi hal yang harus dibenahi di Indonesia. Padahal Buku memegang peranan sangat vital bagi kehidupan manusia. Hanya bangsa dengan minat baca yang tinggi menjadi prasyarat menuju masyarakat informasi yang merupakan ciri dari masyarakat modern. Sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni sangat diperlukan jelang Indonesia Emas pada tahun 2045.
Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) tengah merancang “Peta Jalan Pembudayan Literasi Nasional”. Peta Jalan Pembudayan Literasi Nasional yang tengah dirancang, terdapat beberapa ruang lingkup yang ingin disasar, yakni Pembudayan Literasi Keluarga, Pembudayan Literasi Sekolah Pembudayan Literasi Perguruan Tinggi, dan Pembudayan Literasi Masyarakat.