Mengelola Sumber Daya Manusia Pada UMKM
Salah satu faktor penentu keberhasilan pada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) adalah mampu mengelola secara baik sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki. Kualitas sumber daya manusia (SDM) pada UMKM yang masih rendah serta minimnya pengetahuan dan kompetensi kewirausahaan mengakibatkan rendahnya produktivitas usaha dan tenaga kerja. Diperlukan upaya meningkatkan kualitas UMKM dimulai dari sisi SDM mulai dari perekrutan, penempatan, pelatihan-pelatihan, atau penerapan manajemen SDM pada bisnis UMKM.
Manajemen sumber daya manusia merupakan fungsi manajemen yang berkaitan dengan perencanaan, penyeleksian, penempatan, pemberian pelatihan, dan pengembangan anggota-anggota organisasi atau usaha. Manajemen sumber daya manusia penting dilakukan, termasuk pada usaha mikro, kecil dan menegah (UMKM) karena kesuksesan organisasi atau usaha sangat bergantung pada penyusunan dan pengembangan sumber daya manusia secara baik. Seberapapun modal yang dimiliki usaha tidak akan berhasil tanpa orang-orang yang tepat dan butuh biaya banyak dalam memberi upah karyawan sehingga dibutuhkan perencanaan dan pengelolaan yang tepat.
Mengelola sumber daya manusia (SDM) pada UMKM yang serba terbatas merupakan tantangan tersendiri. Tantangan mengelola SDM pada UMKM biasanya berkaitan dengan loyalitas karyawan. Banyak kejadian usaha berhenti di tengah jalan gara-gara para karyawannya pergi meninggalkan usaha yang telah dirintis ataupun beralih ke perusahaan orang lain. Kondisi pengelolaan SDM UMKM umumnya gaji yang relative rendah, sementara beban pekerjaan yang relative berat serta harus serba bisa. Pada beberapa UMKM banyak yang harus merangkap berbagai jabatan, system belum tertata rapi, dan fasilitas juga kadang seadanya.
Dalam konteks UMKM, pengelolaan SDM berjalan seiring perkembangan usaha saat pelaku UMKM tidak lagi memiliki waktu dan keterampilan untuk mengerjakan semua tugas dalam bisnisnya. Saat inilah diperlukan keterampilan mengelola pegawai atau karyawan.Pelaku UMKM dituntut mampu menetapkan tujuan kepada karyawan, memotivasi mereka dan mengawasi serta menggaji mereka,dengan tetap mengacu dan mentaati undang-undang dan peraturan ketenagakerjaan.
Saat pelaku UMKM memutuskan untuk mempekerjakan karyawan, sangat penting untuk memberitahukan secara jelas jenis keterampilan yang dibutuhkan. Karyawan tidak terampil mungkin tepat untuk beberapa jenis pekerjaan, tetapi beberapa jenis pekerjaan lainnya yang memerlukan keterampilan khusus. Dalam perekrutan tenaga kerja setidaknya dapat dibedakan tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terlatih dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih.
Dalam perekrutan tenaga kerja biasanya UMKM dengan merekrut anggota keluarga terlebih dulu. Hal ini bisa berjalan dengan baik apabila anggota keluarga yang direkrut memiliki keterampilan yang dibutuhkan (hubungan profesional) dan tidak dipekerjakan hanya karena hubungan kekerabatan semata,kecuali melibatkan anak yang bisa membantu dalam bisnis. Banyak pengusaha UMKM yang tidak mengharuskan karyawannya mengantongi ijazah perguruan tinggi, tetapi mengutamakan keistimewaan dan keterampilan di bidangnya. Karena itu selain keterampilan sangat penting adalah karakter mau belajar, bekerja keras, jujur, dan loyal.
Secara sederhana sebelum pelaku UMKM mempekerjakan karyawan maka perlu memutuskan keterampilan apa saja yang dibutuhkan dalam bisnis dan kepribadian seperti apa yang dicari (skill and attitude). Setidaknya, ada empat langkah bisa dilakukan dalam memutuskan karyawan yang akan dibutuhkan dalam bisnis UMKM :
- Identifikasi proses bisnis selanjunyta membuat daftar tugas-tugas (job description) yang perlu dikerjakan;
- Menentukan tugas-tugas apa saja yang tidak dapat dikerjakan oleh pelaku usaha;
- Menguraikan jenis keterampilan dan persyaratan lain bagi pegawai yang akank mengerjakan tugas-tugas tersebut;
- Selanjutnya menentukan berapa tenaga kerja/pegawai yang diperlukan untuk melaksanakan tiap tugas dan ekerjaan apa saja yang memerlukan pegawai penuh waktu untuk semua tugas dan mana yang separuh waktu.
Setelah perekrutan biasanya dilanjutkan masa magang atau masa kontrak untuk pengenalan dan memahamkan pekerjaan yang dilakoni.Masa ini menjadi titik awal menilai kinerja karyawan terkait perilaku, tanggung jawab, penghargaan terhadap pekerjaan, absensi, dan kompetensi. Setelah menjadi karyawan tetap, tantangan selanjutnya adalah mengembangkan kompetensi karyawan menyangkut tiga hal yaitu knowledge (pengetahuan), skill (keahlian) dan attitude (sikap dan perilaku).
Setelah merekrut dan mengembangkan kompetensi, tantangan selanjutnya bagaimana mempertahankan karyawan. Disinilah sebagai pengusaha dituntut kemampuan menjaga kinerja dan harus bisa “mengambil hati” karyawan agar mereka memiliki motivasi, kemauan dan terus belajar mengasah kemampuan. Prinsip-prinsip rewards and punishment bisa diterapkan, siapa yang berkinerja baik mendapatkan penghargaan, yang kinerja jelek mendapatkan sanksi.Perlu pula memperhatikan leadership atau kepemimpinan karyawan karena semakin besar perusahaan, maka harus ada level selanjutnya yang diserahi sebagian pengelolaan perusahaan. Pada akhirnya, mari kelola sumber daya yang dimilki dengan karyawan sebagai modal utamanya (human capital) menuju UMKM naik kelas.