|

Kredit Usaha Rakyat (KUR) 2025: Transformasi Digital Melalui Kredit Skoring

Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM akan menerapkan sistem Innovative Credit Scoring (ICS) dalam penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) mulai 2025. Inovasi ini bertujuan meningkatkan akurasi penilaian kelayakan peminjam serta memperluas akses pembiayaan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Sistem ICS memanfaatkan teknologi machine learning untuk mengolah data alternatif, seperti data kependudukan, transaksi e-commerce, pembayaran listrik, dan histori kredit. Hasilnya berupa skor kredit, di mana nilai di atas 700 dikategorikan sebagai risiko rendah, sehingga lebih berpeluang mendapat persetujuan pinjaman.

Program ini akan diterapkan di tiga bank besar, yakni BRI, BNI, dan Bank Mandiri. Dukungan teknis diberikan oleh PT CRIF Lembaga Informasi Keuangan (CLIK), yang mengembangkan model penilaian risiko berbasis data untuk mempercepat proses evaluasi kredit. “Skor kredit akan menggantikan agunan sebagai jaminan, menciptakan proses yang lebih inklusif dan adil,” ujar Leonardo Lapalorcia, Presiden Direktur CLIK.

Selain itu, CLIK memperkenalkan teknologi StrategyOne untuk mempermudah proses pengambilan keputusan kredit. Teknologi ini menggabungkan data biro kredit yang luas dan informasi perilaku kredit UMKM, menghasilkan sistem evaluasi yang lebih akurat dan prediktif. Berdasarkan uji coba awal, model ini berhasil meningkatkan tingkat persetujuan pinjaman sebesar 5%, tanpa menaikkan risiko kredit.

Pemerintah juga menargetkan pelaku usaha kecil yang selama ini tergolong unbankable atau sulit mengakses pembiayaan formal. Dengan ICS, pelaku usaha dapat lebih mudah memenuhi syarat kelayakan kredit tanpa harus menyediakan agunan tambahan. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan jumlah UMKM yang terintegrasi ke dalam ekosistem keuangan formal.

Untuk memastikan keberhasilan implementasi, PT CLIK akan memberikan pelatihan intensif kepada bank terkait penggunaan sistem baru ini. Selain itu, layanan konsultasi juga disediakan guna membantu lembaga keuangan mengoptimalkan proses evaluasi kredit mereka. Langkah ini sejalan dengan visi pemerintah untuk meningkatkan inklusi keuangan dan memperluas akses pembiayaan dengan suku bunga rendah.

Rizana Noor, Presiden Komisaris CLIK, menegaskan bahwa kerja sama ini merupakan tonggak penting dalam membangun ekosistem keuangan yang lebih inklusif. “Kami ingin memastikan bahwa UMKM mendapatkan akses kredit yang adil dan merata, sekaligus membantu lembaga keuangan membuat keputusan yang cepat dan tepat,” ujarnya.

Melalui inisiatif ini, pemerintah optimis dapat memperkuat peran UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Dengan akses pembiayaan yang lebih mudah, UMKM diharapkan mampu berkontribusi lebih besar dalam pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong inovasi menuju Indonesia Emas 2045.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *