Geliat Ekonomi Dermaga Kayu Bangkoa Makassar
Dermaga Kayu Bangkoa adalah salah satu dermaga tradisional di Makassar bila ingin ke pulau-pulau gugusan spermonde. Cukup mudah menjangkau Dermaga Kayu Bangkoa yang berada di sela pertokoan dan hotel di kawasan Pantai Losari dan kawasan pecinan Somba Opu. Dermaga Kayu Bangkoa beroperasi sejak tahun 1970 dan menjadi salah satu fasilitas publik tertua yang dimiliki kota Makassar.
Nama Kayu Bangkoa sendiri berasal dari bahasa Makassar yang berarti kayu Bakau. Konon Kabarnya, dahulu di sekitar dermaga ini terdapat banyak berserakan kayu Bakau yang terbawa arus laut dimana kayu-kayu tersebut banyak diambil warga untuk yang dipergunakan untuk kebutuhan rumah tangga.
Dermaga Kayu Bangkoa di kawasan Jalan penghibur kota Makassar sangat ramai di akhir pekan, terutama pasca lebaran tahun 2022. seperti yang terekam Minggu (15/4), tampak kepadatan penumpang yang turun maupun akan naik dari puluhan kapal. Pantauan di lokasi ratusan kendaraan roda dua (motor) terparkir mulai dari gerbang masuk hingga di dalam dermaga.Begitu juga dengan roda empat (mobil) milik wisatawan, tampak berjejer sisi kiri dan kanan di bahu Jl Penghibur dekat gerbang masuk dermaga.
Aktivitas pelabuhan rakyat ini terbilang ramai dengan berbagai macam jenis kapal tradisional, kapal barang, kapal penangkap ikan, hingga kapal penumpang yang mengangkut masyarakat pulau hingga wisatawan terdapat disini. Jika hendak ke pulau-pulau di wilayah sekitar Makassar pengunjung dikenakan biaya Rp10 ribu – 25. ribu per kepala.
Sedari pagi sampai siang penumpang hilir mudik keluar masuk dermaga. Tampak ratusan kelompok mahasiswa yang baru saja praktek lapang di pulau, ada juga yang baru akan berangkat. Tampak juga penumpang warga pulau yang membawa aneka sembako atau nelayan yang membawa hasil tangkapan, juga wisatawan yang akan berlibur.
Seiring pandemi yang makin melandai, aktiftas di dermaga kayu Bangkoa makin sibuk dengan lalu lintas antar pulau. Kota Makassar dengan jumlah penduduk sekitar 4 juta jiwa, sebagian diantaranya berada 11 pulau menjadikan Kayu bangkoa sebagai salah satu dermaganya. Sebelumnya, dampak pandemi covid-19 mengubah tatanan sosial, ekonomi dan lingkungan karena transportasi antar pulau yang dibatasi