| | |

Bisnis Skincare Yang Makin Glowing

Bisnis perawatan kulit atau skincare makin menjamur di Indonesia. Beragam brand produk lokal skincare makin tumbuh pesat di tanah air, seiring perubahan gaya hidup ingin kulit lebih glowing bagi kaum wanita. Booming skincare dimulai saat pandemi. Dengan lebih banyak berdiam di rumah memberikan banyak waktu senggang untuk melakukan perawatan diri. Dengan jumlah populasi wanita lebih dari 150 juta jiwa, Indonesia diperkirakan akan menjadi pasar kosmetik terbesar ke-5 di dunia dalam 10-15 tahun mendatang.

Laporan Statista menyebut nilai pendapatan industri skincare mencapai US$7 miliar atau setara Rp100,02 triliun (kurs Rp14.381/US$) pada 2020 dan naik 7,25% menjadi sebesar US$7.46 miliar pada 2021.  Sementara, Vice President, Global Product Research & Development Nu Skin Enterprises Dr. Helen Knaggs mengungkapkan potensi pasar untuk skincare baru saja dimulai. Dan dalam empat tahun ke depan diproyeksikan mencapai US$17,8 miliar atau setara Rp255,75 triliun.

Chief Executive Officer (CEO) Social Bella John Marco Rasjid optimistis industri produk kecantikan Indonesia berpotensi tumbuh.Setidaknya ada tiga hal fundamental yang akan mendorong pertumbuhan industri kecantikan. Pertama, Indonesia memiliki populasi penduduk usia muda yang sangat besar, Kedua, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup baik dapat menopang industri. Ketiga, media sosial turut berkontribusi besar.

Dalam acara Indonesia Industri Outlook 2022 bulan Februari lalu, industri kosmetik disebut mengalami pergeseran (shifting) dan perubahan besar di masa pandemik.Kilala Tilaar selaku CEO Martha Tilaar Group melihat ada tiga shifting penting di industri kecantikan karena adanya perubaan perilaku konsumen.

Perubahan perilaku tersebut meliputi minat konsumen terhadap produk yang lebih menyukai produk perawatan kulit (skincare) dibandingkan produk dekoratif, seperti bedak, lipstik, parfum, dan sebagainya. Selanjutnya pergeseran model bisnis akibat perubahan jalur distribusi. Bila sebelumnya  jalur distribusi cukup panjang hingga ke ritel, sekarang cenderung direct to consumer yang didorong saluran penjualan melalui e-commerce. Strategi pemasaran juga beralih ke honest review  dengan memanfaatkan teknologi sebagai sumber informasi produk.

Similar Posts

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *