KemenKop UKM Bangun Factory Sharing di Minahasa Selatan
KemenKopUKM secara resmi membangun factory sharing atau Rumah Produksi Bersama (RPB) olahan kelapa di Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Jumat, 23 September 2022. Rumah Produksi Bersama ini dibangun melihat potensi Minahasa Selatan sebagai salah satu sentra produksi kelapa terbesar di Indonesia. Nantinya factory sharing ini akan membantu para petani yang kesulitan mengolah hasil pertaniannya secara mandiri hingga para UMKM yang akan memproduksi hasil olahan kelapa bernilai tinggi dengan teknologi terkini.
“Hari ini kita membangun rumah produksi kelapa, sehingga kelapa petani dapat dikelola serta akan meningkatkan nilai tambah untuk para petani kelapa. Rumah produksi ini kiranya dapat dijaga dan dirawat dengan betul,” ujar Menteri dalam sambutannya. Kementrian Koperasi dan UKM memfasilitasi pembangunan Factory Sharing yang menelan anggaran total 95 Miliar dalam kurun waktu selama 3-4 Tahun.
Pembangunan tahap 1 factory sharing dimulai Tahun 2022 dengan anggaran mencapai 10,8 Miliar. Teten menambahkan, para petani kelapa tidak mungkin sanggup mengolah produknya secara mandiri lantaran teknologi yang digunakan cukup mahal. Karenanya, pembangunan RPB ini menjadi langkah besar hilirisasi produk olahan rakyat.
Sementara itu, Bupati Minahasa Selatan, Franky Donny Wongkar menyampaikan apresiasi atas program pembangunan Factory sharing di Minsel oleh kementrian Koperasi dan UKM.Dijelaskannya lagi, sektor pertanian dan perkebunan adalah salah satu prioritas unggulan Kabupaten Minahasa Selatan.
Khusus untuk komoditi kelapa, sesuai dengan data badan pusat statistik di tahun 2020, Minsel telah mengasilkan 46.241,40-ton kelapa dengan luas area tanam 46.735,52 hektar. Kelapa juga merupakan salah satu komoditi yang memiliki nilai ekonomi yang baik bagi petani. Karena hampir semua bagian yang ada pada tumbuhan ini dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia.
“Di Minsel sendiri, kelapa telah diolah menjadi berbagai produk, seperti kopra, bahan kerajinan, maupun bahan makanan. Namun disadari, baik dari segi teknologi, sumber daya manusia maupun permodalan kami masih sangat terbatas. Sehingga, produktivitas komoditas kelapa oleh petani di Minahasa Selatan belum maksimal,” sesalnya.