Purun Eco-Straw, Sedotan Ramah Lingkungan Yang Diapresiasi PBB
Limbah plastik masih menjadi isu utama dalam pengelolaan sampah di Indonesia dan dunia. Dirjen Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rosa Vivien Ratnawati mengungkapkan, pencemaran sampah plastik di Indonesia kian mengkhawatirkan. Data KLHK, Indonesia saat ini merupakan penghasil 93 juta ton sampah sedotan plastik per tahun.
Padahal, sampah sedotan plastik membutuhkan waktu hingga 200 tahun untuk terurai. Tidak bisa dibayangkan bagaimana jadinya jika sampah setengah immortal ini berakhir di tempat yang salah, seperti laut dan tanah? Selain tumbuhan dan hewan, mungkin anak cucu kita pun tidak akan memiliki tempat layak untuk hidup pada masa mendatang.
Kini ada inovasi baru yakni sedotan dari bahan rumput. Rumput yang digunakan telah dikenal masyarakat Indonesia dengan nama purun. Tanaman purun merupakan tanaman liar yang juga gulma ini memiliki batang berdiameter sekitar dua hingga delapan milimeter. Tanaman yang memang berbentuk seperti sedotan namun berbuku-buku sepertinya bambu ini biasanya tumbuh di kolong eks tambang.
Salah satu UMKM yang memulai sedotan dari bahan baku rumput ialah Gaby Faradisa. Gaby mengusung brand Purun Eco Straw. Purun Eco Straw berproduksi di Belitung sejak 2019. Ia melakukan riset sejak 2018.
Sampai kini, produksinya pun dikerjakan hand made oleh ibu-ibu yang mengolahnya di rumah produksi yang berlokasi di Desa Dukong, Tanjungpandan, Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Prosesnya usai dipanen, rumput dicuci, lalu potong seukuran sedotan, dan dibersihkanpada lapisan halus di batang. Setelah itu direndam dengan air garam. Dengan mengandalkan terik matahari, saat musim panas Purun Eco Straw mampu memproduksi 10.000 potong sedotan rumput.
Menparekraf Sandiaga Uno memamerkan sedotan berbahan dasar rumput purun asal Belitung pada event High Level Thematic Debate di New York, Amerika Serikat, Rabu (4/5/2022). “Seperti Purun Eco Straw. Ini adalah tindakan nyata kami mengganti sedotan dari baham plastik ke rumput purun,” kata Sandiaga Uno, dikutip dari akun TikTok miliknya.
Penggunaan purun sebagai bahan alternative sedotan ramah lingkungan ini memiliki banyak kelebihan, yaitu mengurangi sampah sedotan plastik yang diketahui menjadi salah satu penyebab besar pencemaran lingkungan, terutama lautan, menjawab demand masyarakat terhadap peningkatan kesadaran untuk menjaga lingkungan melalui gaya hidup ramah lingkungan, dan sebagai upaya untuk menumbuhkan ekonomi lahan basah. Dalam jangka panjang, penggunaan purun ini diharapkan juga dapat mencegah terjadinya kebakaran hutan di wilayah lahan rawa gambut.
One Comment