Puncak Harkopnas Ke-75 Tahun 2022 Dipusatkan Di Kabupaten Kendal-Jawa Tengah
Acara Puncak Peringatan Hari Koperasi ke-75 akan dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2022 bertempat di Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah. Dewan Koperasi Indonesia baru-baru ini melayangkan surat edaraan perubahan pelaksanaan peringatan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) nomor B/100/DEKOPIN-L/VI/2022 pada 24 Juni 2022.
Surat tersebut menindaklanjuti perubahan surat peringatan Harkopnas nomor B/16/DEKOPIN-L/II/2022 yang telah diedar pada 24 Februari lalu. Pada isi surat perubahan tersbut menyampaikan, pelaksanaan Acara Puncak Peringatan Hari Koperasi ke-75 yang semula diadakan di Provinsi DKI Jakarta berubah dan akan diadakan pada tanggal 23 Juli 2022 di Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah
Selanjutnya pada peringatan tersebut diwajibkan menghadiri acara puncak utamanya yang berada di pulau Jawa. Bagi yang tidak sempat hadir, maka peserta dapat mengakuti kegiatan secara daring/online. Tema HARKOPNAS ke-75 tahun 2022 adalah “Transformasi Digital Sebagai Gerakan Milenial Menuju Kemandirian Koperasi”.
Tepat 75 tahun lalu, sebuah organisasi ekonomi resmi berdiri di Indonesia. Berlandaskan atas asas kekeluargaan, sepak terjang koperasi mampu bertahan hingga kini. Mengutip laman resmi Dewan Koperasi Indonesia, tanggal 12 Juli dipilih karena bertepatan dengan Kongres Gerakan Koperasi Pertama di Tasikmalaya yang diselenggarakan pada tanggal 12 Juli 1947.
Bertahannya koperasi di Indonesia di era serba canggih ini, diiringi pula dengan sejumlah fakta serta sejarah. Seperti dikutip dari laman resmi Dewan Koperasi Indonesia, kehadiran koperasi di Indonesia diawali pada tahun 1886, tepatnya 16 Desember 1886. Kala itu, R. Aria Wiraatmadja, Patih di Purwokerto, mendirikan Hulp en Spaarbank, sebuah lembaga dengan model koperasi kredit Reiffeisen yang dimaksudkan untuk menolong kaum priyai dari lintah darat. Selain itu, Raden Bei Aria Wirjaatmadja juga merintis De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank Der Inladsche Hoofden yang merupakan cikal-bakal Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Sejak itu, koperasi mulai digiatkan dan ditempatkan sebagai bagian dari pelaksanaan politik etis.
Perkembangan koperasi sebagai gerakan rakyat mulai muncul tahun 1908. Gerakan yang dimotori Boedi Oetomo itu ditandai dengan pendirian koperasi rumah tangga.
Pada 1913, Syarikat Dagang Islam membangkitkan kehidupan berkoperasi di kalangan pedagang dan pengusaha tekstil. Dan pada 1927, kelompok Studie Club (Persatuan Bangsa Indonesia) membangkitkan gerakan koperasi sebagai wahana pendidikan ekonomi rakyat dan nasionalisme kebangsaan. Di masa pasca kemerdekaan, koperasi kian berkembang pesat hingga sekarang. Bahkan, pemerintah membentuk departemen khusus untuk menangani koperasi di Tanah Air.