memahami perilaku konsumen

Memahami Perilaku Konsumen dan Pasar

Dunia saat ini menggambarkan sebuah fenomena yang harus dipelajari yaitu memahami perilaku konsumen dan pasar yang merupakan gambaran dimana terdapat banyak sekali peluang yang terciptakan.

Saat ini tidak ada lagi sekat antara seseorang dengan orang lain meski terpisahkan oleh jarak ribuan bahkan jutaan kilometer. Komunikasi antar negara tidak lagi menjadi sulit, setiap transaksi dapat saja terjadi dimanapun dan kapanpun. Semua menjadi bisa dan mudah karena teknologi. Teknologi yang memudahkan manusia dalam membangun jaringan, sehingga kegiatan ekonomi seseorang tumbuh dan bergerak dalam sebuahi Interlinked Strategy melalui komunikasi online.

memahami perilaku konsumen

Fenomena Teknologi Mempengaruhi Konsumen dan Pasar

Bahkan semua produk akan terjual secara online. Seorang seller (penjual) dapat menawarkan produknya secara online kepada calon buyer (pembeli) yang berada dimanapun, dengan jarak berapapun, di negara bahkan dibenua manapun, hingga kemudian mereka bertransaksi juga secara online. Inilah fenomena dimana dunia tidak lagi memiliki batas, dunia tanpa sekat atau Borderless World.

Dunia kini semakin ‘flat’ karena kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi berbasis internet (new wave), membuat siapapun bisa mengakses (search) dan menyebarkan (share) informasi begitu mudah dan cepat dimanapun.

Tantangan Pengusaha

Pengusaha kini ini berhadapan dengan era bebas yang ‘membolehkan’ siapa pun menggunakan berbagai cara untuk memenangi persepsi (mind share) konsumen dengan brand yang kuat dan memenangi pasar (market share) dengan produk dan layanan yang ‘sempurna’. Disinilah seorang pengusaha ditantang sekaligus diuji kemampuannya untuk tetap eksis di rimba kompetisi bisnis yang ‘liar’. Pilihannya ada tiga : Anda mengikuti arus, kreatif menghadapi berbagai tantangan atau diam dan kemudian mati. Oleh karenanya ada beberapa trend global yang harus dipelajari untuk bias mamahami suara pasar dan pelanggan, yaitu:

  1. Kalau sebelumnya kita masih berada di era informasi (Information Era), namun saat ini manusia sudah berada di era partisipasi (Participation Era). Manusia tidak saja menerima informasi (berita), namun juga berpartisipasi menciptakan informasi (membuat berita). Contuhnya, melaui blog, facebook, twitter dan jejaring lainnya, orang dengan mudah bisa setiap hari mengupdate informasinya (berita yang dibuatnya) meski hanya dengan kalimat sederhana dan singkat. Faktanya, Indonesia berada di urutan kedua setelah Amerika dalam hal update status lewat FB, dan urutan keenam lewat Twitter. Sungguh, sebuah fakta yang menunjukkan bahwa Indonesia saat ini sudah berada di abad partisipasi. Orang akan dengan mudah menggalang kekutan lewat media online, karena telah memiliki kebebasan dalam berkomunikasi (Independent Communication).
  2. Online Behavior,perubahan dari offline ke online, dimana sebelelumnya orang menjual hanya dengan offline, saat ini semua serba online. Dahulu antara penjual dan pembeli saling bertemu dan bertatap muka langsung dalam melakukan transaksi  jual beli, namun sekarang transaksi bisa terjadi kapanpun dan dimanapun tanpa kendala.
  3. Dari Hypercompetition menjadi Invisible (Kompetisi yang tidak nampak). Kalau dulu kita menganggap pesaing kita adalah mereka yang memiliki produk yang sejenis dengan kita, tapi faktanya sekarang tidak lagi demikian karena ada beberapa produk lain yang kita tidak sadari ternyata bersaing dengan produk kita dalam target pasar yang sama. Contohnya. Wafer yang kita produksi tidak lagi bersaing dengan wafer dari perusahaan lain, namun bersaing dengan prduk lain berupa Hp, pulsa, playstation, atau mainan lainnya untuk kalangan remaja. Lho? Iya, karena bisa jadi si anak yang tadinya ingin beli wafer menjadi batal setelah dia merasakan lebih membutuhkan pulsa untuk online dan bermain game. Anda juga pernah mengalami itu bukan?
  4. Greater Kid Influencer. Anak-anak adalah kelompok yang paling mempengaruhi keputusan untuk membeli. Bahkan disaat seorang pembeli ingin membeli mobilpun dia harus mengikutsertakan anaknya untuk memberikan masukan dan selanjutnya memutuskan mobil mana yang lebih bagus dan cocok untuk dibeli. Anak-anak bisa jadi bukan pemakai dari produk yang akan dibeli, namun dapat mempengaruhi keputusan untuk membeli.
  5. Fast Learning Competition. Mempelajari kompetisi dengan cepat dalam rangka mengambil keputusan terbaik untuk memahami suara pasar dan konsumen.

Mengapa harus memahami suara pasar dan konsumen?

Karena antara konsumen dan produk memiliki hubungan keterkaitan dalam sebuah lingkaran interaksi (Interaction Cycle). Konsumen, sebelum memutuskan untuk membeli produk, dia harus mendapatkan informasi atau mengetahui (Getting to Know)mengenai produk tersebut lebih dahulu. Setelah itu, akan muncul daya tarik (Interest), kemudian memutuskan untuk membeli (Purchase), lalu memakainya (Usage),selanjutnya mengevalusi (Evaluation) dampak atau efek dari produk yang dipakainya, hingga akhirnya dia akan berbicara dan bercerita untuk merekomendasikan produk tersebut kepada orng lain. Berangkat dari tali rantai itulah kemudian disimpulkan bahwa kondisi pasar dan konsumen adalah dinamis (Market and Consumer are dynamic), berubah-ubah sesuai dengan perubahan perilaku dan keputusan serta daya beli (Buying Power) dari konsumen.

Bagaimana memahami suara pasar dan konsumen?

Ada beberapa tahap dalam upaya memahami suara pasar dan konsumen yang lazim digunakan oleh perusahaan-perusahaan kelas dunia, yaitu:
•    Defining Opportunity; Mencari dan menentukan peluang yang ada.
•    Forming Ideas / Concept; Menyusun idea tau konsep mengenai produk yang ingin dijual.
•    Product Development; Mengembangkan produk berdasarkan kebutuhan pasar dan pelanggan.
•    Preparing for Launch; Persiapan untuk meluncurkan produk.
•    Launch Monitoring; Memantau dan mengawasi produk yang telah diluncurkan untuk melihat respon pasar.

Kesimpulan Memahami Perilaku Konsumen dan Pasar

Saat ini pula menjadi trend fenomena pasar saat ini yaitu dalam hal perilaku belanja (Shopping Behavior Trend). Kalau dulu orang hanya sekedar belanja di mal, maka sekarang mal telah menjadi tempat untuk makan sekaligus rekreasi. Demikian halnya produk makanan, orang-orang  saat ini lebih cenderung untuk memilih produk yang sehat (Healthy Product Trend) yang terbuat dari bahan-bahan organik, halal dan ramah terhadap lingkungan.Belajarlah dari Rasulullah melakukan Market Research dalam kegiatan bisnisnya. Rasullullah telah memparaktekkan kegiatan pemasaran ini dengan berupaya mengenal lebih jauh pelanggannya, memahami dan memenuhi kebutuhan dan keinginan dari pelanggan, serta mampu menciptakan pasar untuk produk yang dijualnya. Tidak diragukan lagi bahwa Market Research memang dibutuhkan untuk bisa memahami suara pasar dan konsumen. Dengan demikian akan mudah bagi perusahaan untuk menemukan trend yang sedang menjadi fenomena dalam dunia pemasaran. (Rahmatia Nuhung/Makassarpreneur)

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *