Mardigu : Trend Bisnis Syariah Makin Meningkat
Mardigu Wowiek dikenal “Bossman Sontoloyo” menjadi narasumber diskusi panel dalam rangkaian kegiatan PSBM Ke-22 di hotel Claro Makassar, 14 Mei 2022. Pengusaha terkenal dengan 32 perusahaan, penulis, YouTuber, influencer, serta pengamat politik ini berbagi kajian geopolitik, geoekonomi dan geostrategic Indonesia yang seharusnya menjadi bangsa mandiri dan berdaulat.
Dihadapan 1.500 orang saudagar Bugis-Makassar, pengusaha Mardigu Wowiek Prasantyo yang dikenal dengan video Youtube masa depan ekonomi bisnis ini juga mengupas trend perubahan bisnis dalam 15 tahun terakhir. Dikatakannya, saat ini dan kedepannya adalah trend bisnis hijrah seirng perubahan masyarakat yang semakin religius. Dia membagi tren bisnis dalam 3 (tiga) tahapan bisnis hijrah 1.0, tren bisnis hijrah 2.0 dan trend bisnis hijrah 3.0
“Tren hijrah 1.0 ditandai meningkatnya middle class moslem dari 40 persen dalam kurun waktu 2010 tahun ke bawah dan 2010 ke atas middle class moslem ini meningkat menjadi 51 persen,” ujarnya. Tren hijrah 1.0 atau disruptor muslim ini lebih mengarah pada tampilan seperti hijab, gamis, make up, kosmetik muslim dll. Mardigu mencontohkan Wardah kosmetik yang meraup untung besar seiring perubahan pasar yang berorientasi syariah.
Selanjutnya adalah tren hijrah 2.0, dimulai tahun 2018 ke atas ditandai disruptor milineal. Dengan masyarakat Indonesia yang makin religius makin mendorong anak muda mengembangkan bisnis makanan dan minuman yang halal dan thayyib. Saat ini katanya kafe yang punya musallah akan lebih laku serta punya sertifikat halal
Adapun tren hijrah 3.0 dimulai tahun 2022 bahwa bisnis syariah bukan hanya fashion, makanan dan minuman tapi juga “new income” atau penghasilan yang halal dan berkah akan menjadi mega trend. Berdasarkan studi yang dilakukan Bossman Mardigu, semakin kaya orang Indonesia, semakin spiritual jadinya.
“Indonesia boleh dibilang negara aneh atau anomali di dunia. Hal itu tampak dari perilaku warganya bila semakin kaya seseorang maka menjadi makin spiritual, berbanding terbalik seperti di Eropa atau Barat pada umumnya,” ujarnya. Kedepannya bisnis anti riba atau syariah akan makin berkembang bahkan menumbangkan pinjaman yang berbasis riba. Saudagar Bugis-Makassar harus memperhatikan perubahan tren bisnis untuk bisa eksis kedepannya, tandasnya.